Pantai Pangandaran, yang terletak di ujung tenggara Jawa Barat, telah lama dikenal sebagai primadona pariwisata bahari di Jawa Barat. Namun, belakangan ini, Potensi Pantai ini semakin diperluas, tidak hanya terbatas pada keindahan pasir hitam yang landai, tetapi juga mencakup pengalaman wisata ekstrem dan edukatif. Potensi Pantai Pangandaran terletak pada keunikannya sebagai kawasan yang memiliki dua sisi pantai: sisi timur yang ideal untuk menikmati matahari terbit (sunrise) dan sisi barat yang terkenal dengan ombaknya yang cocok untuk surfing. Dengan pengelolaan yang terus ditingkatkan dan diversifikasi atraksi, Potensi Pantai Pangandaran siap menjadi destinasi unggulan yang mampu menarik berbagai segmen wisatawan, mulai dari keluarga hingga penggemar olahraga air.


Dua Sisi Pesona dan Daya Tarik Wisata

Keunikan Pangandaran terletak pada topografi pantainya yang menyerupai semenanjung. Pantai Timur menghadap ke arah matahari terbit dan memiliki perairan yang relatif lebih tenang, menjadikannya lokasi ideal untuk aktivitas keluarga seperti berenang, berperahu, atau menikmati wisata kuliner seafood segar di pagi hari. Pemandangan sunrise di Pantai Timur, terutama sekitar pukul 05.30 WIB, adalah daya tarik visual yang tidak boleh dilewatkan.

Sebaliknya, Pantai Barat Pangandaran dikenal karena ombaknya yang konsisten, menarik perhatian para peselancar. Meskipun ombaknya tidak sebesar ombak di selatan Jawa lainnya, ombak di sini dianggap ideal untuk peselancar pemula hingga menengah. Sekolah surfing lokal, seperti Pangandaran Surf School, mencatat peningkatan jumlah peserta kursus hingga 30% pada musim liburan pertengahan tahun 2025. Instruktur utama sekolah tersebut, Bapak Joni Setiawan (40 tahun), mengatakan bahwa ombak terbaik untuk berlatih biasanya muncul antara bulan Juni hingga September.


Pengembangan Kawasan Konservasi dan Green Canyon

Selain pantai, Potensi Pantai Pangandaran juga ditopang oleh objek wisata alam di sekitarnya. Cagar Alam Pananjung, yang memisahkan pantai timur dan barat, adalah kawasan konservasi hutan yang dihuni oleh monyet ekor panjang dan rusa. Pengunjung dapat melakukan trekking singkat di sini, memberikan dimensi wisata alam yang berbeda.

Tak jauh dari pusat pantai, terdapat Green Canyon (Cukang Taneuh), yang menawarkan pengalaman body rafting yang populer. Pemerintah Kabupaten Pangandaran, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, telah menetapkan kuota harian maksimal 500 wisatawan untuk aktivitas body rafting di Green Canyon guna menjaga kelestarian ekosistem sungai. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas tertanggal 1 Agustus 2025, langkah ini diambil untuk mengatasi dampak overtourism yang sempat mengancam kualitas air sungai.


Keamanan dan Logistik

Aspek keamanan dan logistik di Pangandaran terus ditingkatkan. Tim gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Balawista (Penjaga Pantai) selalu siaga. Komandan Balawista Pangandaran, Bapak Ade Suherman, mengonfirmasi pengerahan 45 personel siaga penuh selama akhir pekan, dengan fokus pengawasan utama di zona berenang yang ditandai dengan bendera kuning.

Untuk akomodasi, Pangandaran menawarkan beragam pilihan, mulai dari homestay murah hingga hotel bintang empat. Rata-rata harga sewa kamar hotel non-bintang pada low season (seperti bulan November) berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 350.000 per malam. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan kekayaan atraksi alam serta olahraga, Pangandaran telah membuktikan dirinya sebagai destinasi wisata lengkap yang mengandalkan keunikan dua pantainya.