Konsep ‘Satu Desa Satu Komoditas’ (One Village One Product) yang diusung Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia kini menunjukkan hasil nyata dalam mengangkat produk lokal ke pasar internasional. Melalui Program Unggulan ini, bawang merah dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang dikenal memiliki kualitas unggul, berhasil menembus pasar ekspor di kawasan ASEAN. Keberhasilan Brebes menjadi sentra bawang merah yang diakui secara regional membuktikan bahwa spesialisasi komoditas dan intervensi pemerintah yang terarah mampu meningkatkan nilai tambah petani dan daya saing produk agrikultur nasional.
Pencapaian ini tidak datang tanpa strategi yang matang. Dalam kerangka Program Unggulan ini, Kementan memberikan bantuan teknis dan pendanaan untuk pembangunan Controlled Atmosphere Storage (CAS) atau gudang penyimpanan berpendingin. Kehadiran CAS ini sangat krusial karena bawang merah Brebes, yang panen raya pada musim kemarau, sering mengalami kelebihan pasokan yang menyebabkan harga anjlok. Dengan teknologi CAS, petani dapat menyimpan bawang merah selama 3-4 bulan tanpa mengurangi kualitas, sehingga pasokan ke pasar domestik dan ekspor dapat diatur secara stabil. Berdasarkan data Kementan, volume ekspor bawang merah dari Brebes ke Singapura dan Malaysia pada kuartal IV tahun 2025 diproyeksikan mencapai 5.000 ton, dengan nilai transaksi sekitar Rp 150 miliar.
Selain dukungan infrastruktur, penguatan kelembagaan petani juga menjadi fokus Program Unggulan ini. Petani didorong untuk bergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) agar memiliki posisi tawar yang lebih kuat, baik dalam pembelian bibit maupun negosiasi harga jual dengan eksportir. Di Desa Banjaratma, Brebes, KUD ‘Tani Jaya’ berhasil menjalin kontrak langsung dengan importir Malaysia, memotong rantai pasok yang panjang dan memastikan keuntungan lebih besar langsung ke petani. Upaya ini turut didukung oleh penyuluhan intensif mengenai Good Agricultural Practices (GAP) untuk menjamin produk Brebes bebas dari residu pestisida yang berlebihan.
Tentu saja, nilai komoditas yang tinggi juga memicu masalah keamanan. Pada Maret 2025, Kepolisian Sektor (Polsek) di wilayah Brebes bahkan harus menangani insiden pencurian bawang merah di area persawahan yang melibatkan tiga pelaku. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pengamanan terhadap komoditas pertanian strategis memerlukan perhatian serius dari aparat hukum. Secara keseluruhan, Program Unggulan ‘Satu Desa Satu Komoditas’ telah menempatkan bawang merah Brebes di peta regional. Model ini memberikan inspirasi bahwa fokus pada satu komoditas dengan pengelolaan terintegrasi, dari hulu hingga hilir, adalah kunci bagi pertanian Indonesia untuk unggul di pasar ASEAN.