Proyek Tol Trans-Sumatera menunjukkan capaian signifikan dalam pembangunan infrastruktur dengan penyelesaian fisik telah mencapai 85%. Jalan tol sepanjang 2.987 kilometer ini ditargetkan beroperasi penuh pada akhir tahun 2024, menghubungkan berbagai provinsi dari ujung Lampung hingga Aceh. Keberadaan jalan tol ini diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian Pulau Sumatera, memangkas waktu tempuh, dan menekan biaya logistik secara drastis. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per 10 September 2025, ruas-ruas tol yang telah beroperasi penuh kini mencapai lebih dari 1.000 kilometer, termasuk ruas Pekanbaru-Dumai dan Bakauheni-Terbanggi Besar.
Keberlanjutan pembangunan infrastruktur ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pembebasan lahan yang rumit hingga kondisi geografis yang menantang. Namun, berkat koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta, hambatan-hambatan tersebut berhasil diatasi. Pada hari Rabu, 17 September, tim dari Kementerian PUPR dan pihak kontraktor mengadakan inspeksi lapangan di ruas tol Lubuklinggau-Bengkulu. Mereka meninjau langsung progres pembangunan terowongan dan jembatan yang menjadi bagian vital dari ruas ini. Kepala Balai Jalan Nasional Sumatera Selatan, Bapak Budi Santoso, optimis bahwa target penyelesaian akan tercapai tepat waktu. “Kami terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dengan menambah jumlah pekerja dan alat berat. Keamanan dan keselamatan kerja tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Selesainya pembangunan infrastruktur ini juga berdampak pada peningkatan sektor pariwisata. Dengan akses yang lebih mudah, destinasi-destinasi wisata di Sumatera yang selama ini sulit dijangkau, seperti Danau Toba, kini dapat diakses dengan lebih cepat. Selain itu, pihak kepolisian juga telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga keamanan di sepanjang jalan tol. Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan, menyatakan bahwa pos-pos polisi dan rest area akan didirikan di beberapa titik untuk melayani pengguna jalan. “Kami akan memastikan jalan tol ini aman dan nyaman untuk dilintasi, terutama saat musim liburan,” kata Irjen Aan pada Jumat, 12 September.
Secara ekonomi, pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mengintegrasikan sentra-sentra produksi dengan pelabuhan dan pusat distribusi, sehingga menciptakan efisiensi yang tinggi. Produk-produk pertanian dan perkebunan dari pedalaman Sumatera, seperti kopi, sawit, dan karet, akan lebih mudah dan cepat sampai ke pasar ekspor. Ini bukan hanya tentang membangun jalan, tetapi juga tentang membangun masa depan ekonomi yang lebih kuat bagi Pulau Sumatera dan seluruh Indonesia.